Semarang, 28 November 2022 – Selama berkendara, setiap pengendara akan mengalami hal yang berulang dalam dirinya, dinamakan proses berkendara yang memiliki siklus yaitu menjalankan kendaraan dimulai dari melihat kondisi lalu lintas dan medan yang dilalui -> mengindentifikasi -> mengambil keputusan -> mengoperasikan -> menjalankan kendaraan. Hasil dari siklus itu bisa diamati dan merupakan perilaku dari seorang pengendara dalam kegiatannya menjalankan kendaraan.
Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jateng mengucapkan bila dalam siklus berkendara, proses mengindetifikasi dan mengambil sebuah keputusan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan seorang pengendara. Pengetahuan bisa diperoleh dari belajar sendiri, pendidikan, dan pengalaman. Pengalaman yang lebih baik adalah pengalaman yang ditunjang oleh pengetahuan. Pengetahuan atau kognitif merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.
Tingkat keberhasilan pengoperasian sangat dipengaruhi oleh ketrampilan dan kompetensi pengendara. Ada perbedaan pengertian antara ketrampilan dan kompetensi. Dalam hal berkendara misalnya melakukan pengereman, pengendara bisa mengerem hingga berhenti tanpa terjatuh adalah ketrampilan. Seberapa bagus dalam hal mengerem misalnya mampu menghasilkan pengereman jarak yang pendek, tanpa roda terkunci, dan melakukannya dengan aman adalah disebut kompetensi. Kompetensi bisa ditingkatkan melalui latihan didasari pengetahuan yang benar dan masa lamanya berkendara.
Ada hal lain yang mempengaruhi yang mempengaruhi tentang perilaku sesuai dengan teori Lawrence Green (1980) menyatakan bahwa perilaku manusia ditentukan dari 3 faktor yaitu: Faktor Predisposisi (Predispocing Factors) yakni faktor yang mempermudah atau mendahului terjadinya sebuah perilaku pada diri seseorang, antara lain: pengetahuan, persepsi, pengalaman, kepercayaan dan nilai-nilai. Faktor pemungkin (Enabling Factors) adalah sarana atau fasilitas untuk mendukung terjadinya perilaku keselamatan dalam berkendara misalnya regulasi menggunakan helm, tersedianya speed bump untuk menurunkan kecepatan atau peraturan lalu lintas. Faktor Penguat (Reinforce Factors) yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong seseorang untuk berperilaku selamat saat berkendara seperti adanya dukungan orang lain untuk melakukan perilaku keselamatan berkendara.
Dari pembahasan diatas pengetahuan berkendara mempengaruhi perilaku berkendara, bahkan masa lama berkendara juga bisa mempengaruhi. Hanya yang perlu diketahui adalah ternyata pengetahuan dan masa lama berkendara tidak ditemukan hubungan dengan perilaku keselamatan berkendara.
Sebagai contoh adalah seseorang biker yang sudah memiliki jam terbang tinggi dalam bermotor (masa lama berkendara) tinggi masih saja melakukan hal – hal yang membahayakan diri sendiri dan orang lain atau sudah memiliki pengetahuan tetapi tidak membudayakan kesehariannya untuk berperilaku aman.
Lantas apa yang bisa membuat pengendara jadi lebih berhati – hati terhadap perilakunya dalam berkendara dan berlalu lintas?
“Perlunya kesadaran penuh tentang pentingnya sebuah keselamatan dan kesadaran bahwa kecelakaan itu menyebabkan kerugian dan hal – hal yang memiliki efek domino yang sanggup mengganggu, merusak, bahkan menghentikan perjalanan hidup seseorang. Maka buatlah #Cari_Aman sebagai dasar perilaku berkendara itu sendiri,” ujar Oke.